Berwisata Ramadhan Ke Masjid Raya Bogor
Bagi kamu yang tinggal di Bogor atau yang kerap berkunjung ke Bogor tentu tidak asing lagi dengan Masjid Raya Bogor. Lokasi Masjid Raya Bogor ini berada di Jl Raya Pajajaran No 10, Kota Bogor, lebih kurang 400 meter dari Terminal Baranangsiang arah ke kiri di pertigaan jika nampak dari tol Jagorawi. Tentu saja lokasi ini terlampau strategis, disamping terlampau dekat dengan pintu keluat (exit) tol Jagorawi, terhitung berada di tepi jalan dan pusat keramaian kota Bogor, kota hujan.
Dalam sejarahnya, masjid ini terhitung udah terlampau tua. Dibangun terhadap 1970 dan dinyatakan selesai tahun 1979. Yang menambah istimewa dari bangunan masjid ini adalah disempurnakan dengan Gedung Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Bogor yang berada di depan sampoing kanan, dan juga perpustakaan umum yang tersedia di serambi masjid. Meski perpustakaan yang tersedia terkesan kuran dikelola dengan baik, tetapi setidaknya masjid ini udah punyai semangat untuk melengkapi fasilitas prasarana yang mutlak bagi pemberdayaan umat.
Dalam catatan sejarahnya, pembuat desain atau arsitek gedung ini adalah FX Silaban, arsitek beragama Kristen yang taat, tetapi pluralis yang terhitung merancang Masjid Istiqlal di Jakarta, dan juga Makam Raden Saleh di Kota Bogor.
Desain didalam masjid lumayan unik dan menarik dengan lampu kristal gantung pas di tengahnya. Setelah revitalisasi total yang menelan dana Rp 22 miliar, Masjid Raya Bogor kini punyai satu kubah besar yang diapit dua kubah kecil, mengambil alih atap masjid yang di awalnya bergaya limasan dua tumpang. Sayang arsitektur tradisional dikalahkan di banyak masjid setelah direnovasi.
Masjid Raya Bogor seluas 4.057 m2 ini ruang utamanya boleh dikatakan luas, walaupun tidak dapat dikatakan terlampau besar. Ada balkon di segi kiri kanan atas ruang utama dengan penopang berwarna keemasan menambah kekuatan tampung masjid terbesar di Kota Bogor ini. Langit-langit di bawah balkon dihiasi ornamen berwujud bintang aspek delapan, dengan lampu-lampu tanam. Tembok dinding terhadap kiri kanan dan atas mihrab dilapis bahan semen fiber-glass yang disebut GRC Board, berhiaskan kaligrafi huruf Arab berisi petikan ayat-ayat Al-Quran dan juga ornamen lengkung dan garis.
Di atas lubang mihrab terdapat tulisan Arab berbunyi “Allah” dan “Muhammad” dengan dua baris kaligrafi mendatar di atasnya, dan diapit sepasang kaligrafi melingkar di kiri kanannya. Tempat imam dan mimbar masjid khatib menjadi satu dengan bagian atasnya berhias ukiran yang menarik.
Satu hal yang dapat dicermati adalah keberadaan bangunan menara yang letaknya terpisah lumayan jauh dari bangunan utama masjid. Menara yang berdiri lumayan jauh dari bangunan utama terkesan layaknya sebuah bangunan mandiri, jika saja tidak tersedia lorong penghubung salah satu kedua bangunan itu.
Selain itu, tersedia Gedung Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Bogor yang terhitung punyai desain yang terlampau menarik. Sebuah perpaduan antara bangunan masjid dengan gedung penopang aktiftas masjid yang menarik. Dilihat dari majalah dinding yang dipampang di kanan kiri depan masjid terdapat bermacam aktifitas masjid, layaknya kajian Islam teratur dan temporer yang dapat diikuti oleh umat Islam Bogor dan sekitar.
Dalam sejarahnya, masjid ini terhitung udah terlampau tua. Dibangun terhadap 1970 dan dinyatakan selesai tahun 1979. Yang menambah istimewa dari bangunan masjid ini adalah disempurnakan dengan Gedung Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Bogor yang berada di depan sampoing kanan, dan juga perpustakaan umum yang tersedia di serambi masjid. Meski perpustakaan yang tersedia terkesan kuran dikelola dengan baik, tetapi setidaknya masjid ini udah punyai semangat untuk melengkapi fasilitas prasarana yang mutlak bagi pemberdayaan umat.
Dalam catatan sejarahnya, pembuat desain atau arsitek gedung ini adalah FX Silaban, arsitek beragama Kristen yang taat, tetapi pluralis yang terhitung merancang Masjid Istiqlal di Jakarta, dan juga Makam Raden Saleh di Kota Bogor.
Desain didalam masjid lumayan unik dan menarik dengan lampu kristal gantung pas di tengahnya. Setelah revitalisasi total yang menelan dana Rp 22 miliar, Masjid Raya Bogor kini punyai satu kubah besar yang diapit dua kubah kecil, mengambil alih atap masjid yang di awalnya bergaya limasan dua tumpang. Sayang arsitektur tradisional dikalahkan di banyak masjid setelah direnovasi.
Masjid Raya Bogor seluas 4.057 m2 ini ruang utamanya boleh dikatakan luas, walaupun tidak dapat dikatakan terlampau besar. Ada balkon di segi kiri kanan atas ruang utama dengan penopang berwarna keemasan menambah kekuatan tampung masjid terbesar di Kota Bogor ini. Langit-langit di bawah balkon dihiasi ornamen berwujud bintang aspek delapan, dengan lampu-lampu tanam. Tembok dinding terhadap kiri kanan dan atas mihrab dilapis bahan semen fiber-glass yang disebut GRC Board, berhiaskan kaligrafi huruf Arab berisi petikan ayat-ayat Al-Quran dan juga ornamen lengkung dan garis.
Di atas lubang mihrab terdapat tulisan Arab berbunyi “Allah” dan “Muhammad” dengan dua baris kaligrafi mendatar di atasnya, dan diapit sepasang kaligrafi melingkar di kiri kanannya. Tempat imam dan mimbar masjid khatib menjadi satu dengan bagian atasnya berhias ukiran yang menarik.
Satu hal yang dapat dicermati adalah keberadaan bangunan menara yang letaknya terpisah lumayan jauh dari bangunan utama masjid. Menara yang berdiri lumayan jauh dari bangunan utama terkesan layaknya sebuah bangunan mandiri, jika saja tidak tersedia lorong penghubung salah satu kedua bangunan itu.
Selain itu, tersedia Gedung Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Bogor yang terhitung punyai desain yang terlampau menarik. Sebuah perpaduan antara bangunan masjid dengan gedung penopang aktiftas masjid yang menarik. Dilihat dari majalah dinding yang dipampang di kanan kiri depan masjid terdapat bermacam aktifitas masjid, layaknya kajian Islam teratur dan temporer yang dapat diikuti oleh umat Islam Bogor dan sekitar.
Komentar
Posting Komentar